Sabtu, 18 November 2017

Budaya Salaman


Assalamualaikum,,,,,,,,,,,,,
Tema budaya salaman ini saya ambil karena banyaknya anak-anak minang zaman sekarang yang melupakannya. Budaya ini nyaris menghilang dikalangan anak-anak minang zaman sekarang. Padahal budaya ini adalah ciri khas budaya kita orang minang,selain karena adatnya yang kental orang minang juga terkenal dengan saranya (agamanya) yang kuat. Rata-rata orang minang menganut agama islam. Dalam islam juga memerintahkan kepada penganutnya untuk bersikap hormat khususnya kepada ibu dan ayah. Salah satu cara bersikap hormat kepada kedua orang tua itu adalah dengan bersalaman kepada orang tua sambil mencium tangannya, ketika pergi dan pulang dari suatu tempat. Bahkan bukan hanya untuk pulang dan pergi saja,islam juga mengajarkan umatnya untuk saling bersalaman ketika berjumpa dengan kerabat dan saudaranya.hal ini menunjukan bahwa dengan bersalaman ikatan persaudaraan kita semakin erat,dan adanya rasa saling hormat-menghormati satu sama lain antar umat beragama.

Gambar 1. Seorang anak bersalaman pada ibunya


Dahulu kala, anak orang minang itu dikenal patuh dan hormat kepada kedua orang tuanya. Bahkan bukan hanya kepada orang tuanya saja,melainkan kepada orang yang umurnya di atas umur anak tersebut maka anak itu  wajib menghormatinya baik dalam segi prilaku,pakaian,dan berbicaranya. Ketika seorang anak minang ingin pergi keluar rumahnya terlebih-lebih lagi pada anak perempuan, maka anak tersebut wajib meminta izin dahulu kepada orang tuanya,kemudian keluar dari pintu di iringi oleh orang tua,ibu,atau ayahnya,dan bersalaman, baru si anak tersebut bisa pergi, selain itu orang tua juga wajib tau kemana dan bersama siapa si anak itu pergi serta kapan si anak harus pulang.

Namun beda Halnya,pada anak zaman sekarang. Zaman sekarang,anak-anak yang menerapkan budaya salaman ini,khususnya pada orang tua ketika hendak pergi dan pulang sekolah saja hanya sekitar 35% yang melakukanya. Itu saya data dari siswa di sekolah tempat saya mengajar. Dan jika di data lagi di tempat sekitar saya tinggal bahkan kurang dari 10% anak yang melakukan salaman kepada orang tuanya ketika berangkat kesekolah. Pada hal bersalaman kepada orang tua khususnya pelajar bertujuan selain meminta do’a keselamatan di perjalanan, juga berguna untuk meminta do’a agar pelajar tersebut dapat menimba ilmu dengan baik disekolahnya. Hal ini terbukti dari data yang saya ambil dilingkungan tempat tinggal saya bahwa,anak yang melakukan salaman kepada orang tua sebelum berangkat kesekolah selain selamat sampai kembali kerumah,anak tersebut juga unggul dalam pelajaranya,artinya anak tersebut berprestasi disekolahnya. Ini menunjukan bersalaman dengan orangtua itu berdampak positif bagi pelajar yang membudayakannya. Selain unggul di bidang ilmu pengetahuan,budaya salaman menunjukan karakter seorang pelajar yang hormat,sopan dan santun kepada orang tuanya,gurunya,bahkan dengan teman sebayanya.

 

         
Gambar 2. Pelajar bersalaman dengan kedua orang tuannya

Budaya yang nyaris hilang ini,telah mengubah anak minang zaman dahulu menjadi anak minang modern. Namun sungguh sangat disayangkan,perubahan budaya ini tidak berdampak positif bagi anak-anak sekarang malah sebaliknya berdampak negatif. Fenomena anak bersalaman di pagi hari didepan pintu rumah kepada orang tuanya dengan berpakaian seragam sekolah,sudah jarang terjadi di bumi ranah minang ini. Hilang sudah pemandangan lembut menjelang matahari pagi terbit di ranah minang karena terkikis oleh perkembangan zaman modern. Anak-anak yang terlalu naif untuk menerima zaman ini,sehingga tak bisa menyaring budaya yang masuk. Kuatnya riak zaman modern ini, membuat anak-anak minang zaman sekarang terbawa arusnya. Hingga lupa bagaimana cara berenang ketepian.

Namun, Apakah ini semua karena salahnya anak-anak ??? Saya rasa tidak, karena peran orang tua sangat mempengaruhi karakter si anak. Sebagaimana alam mengajarkan kita, bahwa orang yang pertama dilihat dan ditiru oleh si anak ketika dia memulai kehidupan di dunia ini adalah orang tuanya,kemudian lingkunganya. Jadi untuk mengembalikan budaya bersalaman kepada anak-anak minang modern,orang tua juga harus kembali kepada perannya. Orang tua zaman sekarang disibukan memikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhan si anak dalam bentuk materi, maka mulai saat ini luangkanlah waktu sekitar tiga menit untuk memberikan do’a kepada anak yang ingin pergi sekolah atau keluar rumah,agar si anak selamat dan perjalanannya diridhoi Allah SWT. 

Tak ada salahnya orang tua yang mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk bersalaman ketika si anak keluar dari rumah atau berangkat kesekolah,sambil mengajarkan budaya bersalaman kepada sang anak. Karena jika sang anak sudah terbiasa dengan budaya bersalaman ini,maka suatu saat si anak itu sendiri yang datang untuk mengulurkan tangannya agar dapat bersalaman dengan orang tuanya. Bahkan ketika sang ibu atau ayah tidak mengantarnya ke pintu pun,si anak pasti akan mencari ibu atau ayahnya untuk mendapatkan salaman dari orang tuanya sebelum si anak berangkat. Itulah hebatnya budaya jika terus kita terapkan,maka budaya tersebut akan mendarah daging dalam diri kita sendiri, maka akan sulit untuk ditinggalkan. Semua budaya boleh masuk ke lingkungan kita, namun tak semua budaya yang masuk kita telan mentah-mentah. Kita harus bisa memilih mana yang cocok dan sesuai dengan budaya dan agama kita. Tugas orang tua menyaring perkembangan zaman, tugas si anak menerima perkembangan zaman. Itu sebabnya peran orang tua sangat mempengaruhi, perkembangan si anak, karena zaman boleh berubah,tapi jangan biarkan zaman mengubah jati diri itu sendiri.

Demikian tulisan singkat dari saya,mohon maaf jika dalam penulisan ini ada salah-salah kata,tujuan saya hanya untuk mengingatkan kembali budaya yang hampir terlupakan di lingkungan anak-anak ranah minang ini yaitu “budaya bersalaman”. Kritik dan saran sangat saya harapkan kepada pembaca untuk penyempurna dari tulisan ini. Terima kasih.😌😊

Wassalam,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,